Rabu, 18 Maret 2009

made by ~ j.a.n.e ~

..waiTinG 4 tHe enD..

Abel kecil yang masih duduk di kelas 3 SD sedang berlari-lari mengejar Kevin.
”Kevin!!!”
Teriakan Abel yang khas anak kecil hampir bisa didengar oleh anak-anak satu sekolah. Abel yang sudah mulai terengah-engah berusaha agar dia bisa tetap berlari.
Bisa-bisa tu anak nanti lepas lagi, pikir Abel.
”Hahahahha!”
Terdengar suara Kevin yang tertawa dengan puasnya.
Kevin emang udah seperti musuh bebuyutan bagi Abel. Kevin yang emang udah kenal Abel dari TK karena mereka satu gereja, selalu aja ngegangguin Abel. Nggak di gereja, nggak di sekolah. Selalu ada aja yang dilakuin Kevin yang bikin jengkel Abel.
Ngagetin Abel di gereja.
Gerak mulu kalo di sekolah. Secara mereka berdua emang didudukin satu bangku sama guru. Kata guru-guru sih cuma Abel yang bisa ngatasin Kevin. Makanya mereka didudukin di satu bangku.
Tapi tingkah Kevin itu loh. Ada aja. Nggak ada diemnya. Padahal duduknya di bagian dalam. Jadi kalo dia mau keluar mesti ngelewatin Abel dulu dan Abel juga harus memajukan kursinya kalo Kevin mau keluar. Tapi Kevin tu kerjaannya keluar masuk mulu. Bikin Abel jengkel setengah mati. Kalo Abel nggak mau majuin kursinya, Kevin bakal keluar dari bawah meja yang lagi-lagi bakal bikin kesel Abel. Soalnya, biasanya tuh meja pasti gerak-gerak dan ngegangguin Abel kan akhirnya.
Tapi nggak tau kenapa kalo Kevin nggak masuk rasanya ada yang kurang aja gitu bagi Abel. Mungkin kedengeran norak bagi anak yang masih duduk di kelas 3 SD. Tapi memang begitulah adanya.
Ketika mereka nggak sekelas, kayak waktu mereka kelas 4 dan 5, gangguan dari Kevin pasti makin menjadi-jadi di gereja. Tapi sekarang Abel nggak ngerasa sebel lagi. Nggak tau kenapa kayaknya dia nggak bisa sebel aja. Aneh memang.
Abel tetap menyimpan perasaannya bagi Kevin hingga mereka memasuki SMP.
Abel semakin jarang bertemu Kevin. Tapi dia masih tetap menyimpan perasaannya. Sampai ketika mereka memasuki kelas 2 SMP...
Ketika Abel memasuki sekolah selama beberapa hari. Dia merasa ada yang aneh. Atau mungkin kurang??
Untuk beberapa saat dia tidak tahu apa yang kurang di sekolahnya ini. Tapi akhirnya dia tahu.
Selama beberapa hari dia masuk di kelas 2 SMP, dia sama sekali belum lihat Kevin. Begitu menyadari itu dia segera melihat daftar murid dari semua kelas yang masih tertempel di pintu masing-masing kelas. Dia sampe keliling beberapa kali. Tapi tetep nggak menemukan nama Kevin di mana pun di daftar itu.
Abel memang mempunyai beberapa dugaan kenapa Kevin menghilang gini.
”Kayaknya banyak anak yang pindah sekolah ya?” tanya Abel pada seorang temannya pada saat jam istirahat.
”Emang. Tapi biasanya yang pindah itu yang nggak naik kelas,” jawab anak itu.
”Oh, ya? Emang siapa aja?” tanya Abel semakin penasaran.
“Em,, siapa ya? Kalo nggak salah tuh Albert, Steve, Merlin, mm, siapa lagi ya?” anak itu tampak berpikir lagi. “Kevin juga kalo nggak salah.”
Seketika itu juga Abel kaget bukan main.
”Kevin? Kevin yang badannya kecil itu?” tanya Abel untuk meyakinkan.
”Iya, iya.”
Ternyata dugaannya memang benar. Kevin nggak naik kelas dan akhirnya pindah ke sekolah lain.
Di gereja pun Abel nggak pernah ngeliat Kevin lagi. Di tempat lain yang memungkinkannya buat ketemu sama Kevin lagi juga nggak.
Dari saat itu Abel nggak pernah lagi ketemu sama Kevin. Abel yang udah putus asa berhenti mencari-cari keberadaan Kevin. Tapi baginya ini semua belum berakhir. Dia masih belum tahu bagaimana akhir hubungannya dengan Kevin. Dia juga belum mengungkapkan perasaannya pada Kevin.
Dia masih menunggu waktu di mana dia bisa ketemu lagi sama Kevin.
Waktu yang entah kapan akan datang.

~~^o^~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar